Surabaya adalah kota yang tak pernah tidur. Jika di sisi barat Pulau Jawa ada kota Jakarta yang amat sibuk, maka Surabaya adalah kembarannya yang berada di sisi timur Pulau Jawa. Hiruk pikuk kota Surabaya sebagai akibat fungsi kota ini yang menjadi pusat industri, pusat perdagangan, pusat pendidikan, dan tentunya pusat wisata. Tidak heran bila bisnis kuliner di kota yang terbilang panas ini tumbuh pesat. Berikut adalah ramainya meja restoran Surabaya dan peluang usaha kuliner di Surabaya yang banyak diminati:
1. Lontong Balap: ini dia makanan khas Surabaya. Namanya aneh bagi yang baru mendengar pertama kali. Soalnya, yang biasa balapan adalah mobil, motor, atau kuda. Konon nama lontong balap diambil dari cara orang berjualan. Dulu lontong balap dijual dengan cara dipikul dalam wadah kuali raksasa. Karena beratnya itulah si penjual selalu berjalan dengan terburu-buru. Disebut lah lontong balap. Makanan ini kini tersaji di meja restoran Surabaya dan tak lagi dipikul keliling jalanan. Makanan ini terdiri dari sayur kecambah berkuah yang dimakan menggunakan lontong.
2. Rujak Cingur: kata cingur dalam bahasa setempat berarti hidung. Orang Jawa menyebutnya “congor”. Tentu saja sebutan ini berlaku bukan untuk manusia melainkan hewan, lebih khusus lagi untuk sapi. Rujak cingur memang berbahan utama daging sapi pada bagian hidung yang disajikan dengan tambahan kuah dari petis. Bagi yang doyan makan pedas, menikmati rujak cingur paling pas bila full cabe. Pasti menggugah selera.
3. Soto Surabaya: sejak pagi hingga larut malam, Anda akan menemukan keluarga-keluarga mengitari meja restoran Surabaya yang menyajikan soto Surabaya. Ini memang makanan yang merakyat, murah dan disukai semua kelompok umur. Soto Surabaya memiliki berbagai varian mulai dari daging ayam, ini yang paling banyak dijual, berikutnya soto sapi, dan juga soto ceker.
4. Sate Madura: Meski Madura tak terletak di Surabaya tapi banyak imigran Madura yang mengadu untung di kota pahlawan ini. Warung sate mudah Anda temukan di pinggir-pinggir jalan baik itu yang terhidang di meja restoran Surabaya dengan harga mahal hingga di gang-gang sempit.